perbedaan statistik parametrik dan non parametrik
Get In Touch
PT. Algoritma Data Indonesia.
RDTX Square, 9th Floor. Setiabudi, DKI Jakarta 12930.
Office: 0816-692-471
Email: community@algorit.ma
perbedaan statistik parametrik dan non parametrik
4 Maret 2022
Dalam ilmu statistik, uji statistik digunakan untuk membuat generalisasi atau kesimpulan tentang populasi dari sampel yang diambil. Uji statistik adalah teknik formal yang mengandalkan distribusi probabilitas untuk mencapai kesimpulan tentang kewajaran hipotesis. Sebuah hipotesis dibuat berdasarkan aturan umum tertentu yang diterapkan pada suatu populasi. Pengujian hipotesis sendiri diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu pengujian parametrik dan non-parametrik.
Uji parametrik adalah pengujian yang memiliki informasi tentang parameter populasi, sedangkan uji non-parametrik adalah tes di mana peneliti tidak tahu tentang parameter populasi. Simak artikel berikut untuk mengetahui perbedaan lengkap antara uji parametrik dan non-parametrik.
Statistik parametrik adalah uji statistik di mana asumsi spesifik dibuat tentang parameter populasi. Contoh statistik parametrik yang umum adalah uji Student T Test, yakni uji komparatif untuk menilai perbedaan antara nilai tertentu dengan rata-rata kelompok populasi.
Uji hipotesis yang memberikan generalisasi untuk membuat pernyataan tentang mean populasi induk ini bertumpu pada asumsi dasar bahwa ada distribusi normal variabel dan rata-rata diketahui. Ada asumsi pada variabel yang menarik dalam populasi dan diukur pada skala interval. Berikut beberapa poin penting mengenai statistik parametrik:
Uji non-parametrik didefinisikan sebagai uji hipotesis yang tidak didasarkan pada asumsi yang mendasarinya atau tidak mengharuskan distribusi populasi dilambangkan dengan parameter tertentu. Tes ini utamanya didasarkan pada perbedaan median. Oleh karena itu, secara umum dikenal juga sebagai uji bebas distribusi.
Tes ini mengasumsikan bahwa variabel diukur pada tingkat nominal atau ordinal, digunakan untuk variabel independen non-metrik. Contoh statistik non-parametrik yang umum adalah uji Mann-Whitney-Wilcoxon (MWW) atau uji Wilcoxon. Berikut beberapa poin penting mengenai statistik non-parametrik:
Kelebihan statistik parametrik adalah tidak diperlukannya pengujian terhadap parameter populasi karena sudah dianggap memenuhi syarat. Data observasi pada pengujian ini juga dinilai saling bebas, data diambil dari populasi yang memiliki distribusi normal dengan varian homogen. Berbagai asumsi rumit tersebut membuat pengujian parametrik dapat diandalkan akurasinya.
Sementara itu, kelebihan statistik non-parametrik adalah kemudahan. Pengujian ini mudah dilakukan karena tidak membutuhkan asumsi normalitas. Umumnya, pengujian ini juga tidak menggunakan perhitungan matematik yang rumit sehingga bisa dilakukan secara langsung pada pengamatan nyata karena data umumnya bersifat kualitatif. Statistik non-parametrik juga bisa dipakai untuk kelompok populasi berdistribusi normal sebagai uji pembanding statistik parametrik.
Berikut rangkuman perbedaan utama antara statistik parametrik dan non-parametrik:
Sederhananya, jika informasi tentang populasi tersedia saat melakukan suatu penelitian tertentu, maka statistik parametrik dapat digunakan. Pengujian yang dilakukan menggunakan analisis statistik parametrik disebut uji parametrik. Sebaliknya, jika hipotesis tentang populasi perlu diuji tanpa adanya informasi tentang populasi, maka statistik non-parametrik bisa dipakai. Pengujian yang dilakukan untuk menganalisis laporan statistik non-parametrik disebut uji non-parametrik.
Jika Anda tertarik mempelajari ilmu statistik atau hal-hal terkait data science lainnya, Anda bisa daftar kelas data science dari Algoritma Data Science School. Tersedia berbagai kelas mengenai data science dari Algoritma yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan atau level expertise dengan jadwal fleksibel.
Referensi:
Dalam ilmu statistik, uji statistik digunakan untuk membuat generalisasi atau kesimpulan tentang populasi dari sampel yang diambil. Uji statistik adalah teknik formal yang mengandalkan distribusi probabilitas untuk mencapai kesimpulan tentang kewajaran hipotesis. Sebuah hipotesis dibuat berdasarkan aturan umum tertentu yang diterapkan pada suatu populasi. Pengujian hipotesis sendiri diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu pengujian parametrik dan non-parametrik.
Uji parametrik adalah pengujian yang memiliki informasi tentang parameter populasi, sedangkan uji non-parametrik adalah tes di mana peneliti tidak tahu tentang parameter populasi. Simak artikel berikut untuk mengetahui perbedaan lengkap antara uji parametrik dan non-parametrik.
Statistik parametrik adalah uji statistik di mana asumsi spesifik dibuat tentang parameter populasi. Contoh statistik parametrik yang umum adalah uji Student T Test, yakni uji komparatif untuk menilai perbedaan antara nilai tertentu dengan rata-rata kelompok populasi.
Uji hipotesis yang memberikan generalisasi untuk membuat pernyataan tentang mean populasi induk ini bertumpu pada asumsi dasar bahwa ada distribusi normal variabel dan rata-rata diketahui. Ada asumsi pada variabel yang menarik dalam populasi dan diukur pada skala interval. Berikut beberapa poin penting mengenai statistik parametrik:
Uji non-parametrik didefinisikan sebagai uji hipotesis yang tidak didasarkan pada asumsi yang mendasarinya atau tidak mengharuskan distribusi populasi dilambangkan dengan parameter tertentu. Tes ini utamanya didasarkan pada perbedaan median. Oleh karena itu, secara umum dikenal juga sebagai uji bebas distribusi.
Tes ini mengasumsikan bahwa variabel diukur pada tingkat nominal atau ordinal, digunakan untuk variabel independen non-metrik. Contoh statistik non-parametrik yang umum adalah uji Mann-Whitney-Wilcoxon (MWW) atau uji Wilcoxon. Berikut beberapa poin penting mengenai statistik non-parametrik:
Kelebihan statistik parametrik adalah tidak diperlukannya pengujian terhadap parameter populasi karena sudah dianggap memenuhi syarat. Data observasi pada pengujian ini juga dinilai saling bebas, data diambil dari populasi yang memiliki distribusi normal dengan varian homogen. Berbagai asumsi rumit tersebut membuat pengujian parametrik dapat diandalkan akurasinya.
Sementara itu, kelebihan statistik non-parametrik adalah kemudahan. Pengujian ini mudah dilakukan karena tidak membutuhkan asumsi normalitas. Umumnya, pengujian ini juga tidak menggunakan perhitungan matematik yang rumit sehingga bisa dilakukan secara langsung pada pengamatan nyata karena data umumnya bersifat kualitatif. Statistik non-parametrik juga bisa dipakai untuk kelompok populasi berdistribusi normal sebagai uji pembanding statistik parametrik.
Berikut rangkuman perbedaan utama antara statistik parametrik dan non-parametrik:
Sederhananya, jika informasi tentang populasi tersedia saat melakukan suatu penelitian tertentu, maka statistik parametrik dapat digunakan. Pengujian yang dilakukan menggunakan analisis statistik parametrik disebut uji parametrik. Sebaliknya, jika hipotesis tentang populasi perlu diuji tanpa adanya informasi tentang populasi, maka statistik non-parametrik bisa dipakai. Pengujian yang dilakukan untuk menganalisis laporan statistik non-parametrik disebut uji non-parametrik.
Jika Anda tertarik mempelajari ilmu statistik atau hal-hal terkait data science lainnya, Anda bisa daftar kelas data science dari Algoritma Data Science School. Tersedia berbagai kelas mengenai data science dari Algoritma yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan atau level expertise dengan jadwal fleksibel.
Referensi: