fbpx
kesehatan mental

Prediksi Kesehatan Mental dengan Machine Learning

7 Maret 2022

Yuk, kenalan dengan Syabaruddin Malik, salah satu alumni Algoritma Data Science School dari Batch Newton yang saat ini bekerja sebagai Business Development Manager di PT Mowilex. Pada project akhirnya, Syabaruddin mengangkat topik mengenai mental health issue di Tech Industry. Terinspirasi dari temannya lah, Syabarudiin mengangkat topik ini. Lantas apa yang bisa Data Science lakukan untuk Mental Health issue? Penasaran kan, yuk baca terus artikel ini sampai habis!   

Berawal dari pertemuan Syabaruddin dengan beberapa teman lama nya yang kebetulan bekerja di bidang yang sama, yaitu Business Development di Tech Industry. Dalam pertemuan itu, mereka bercerita bahwa dalam 3 tahun terakhir, mereka sudah mengalami lebih dari 3 kali pindah kerja dengan alasan kesehatan mental. Issue ini bahkan sudah mempengaruhi hingga ke kondisi fisik. Mereka pun mencoba untuk mendiskusikan hal ini kepada perusahaan. Namun, sayangnya perusahaan tidak menganggap apa yang mereka alami sebagai permasalahan yang serius. 

Keadaan yang dialami oleh teman-teman Syabaruddin sepertinya dialami oleh banyak pekerja Tech Industry, seperti yang dilaporkan oleh British Interactive Media Association (BIMA) pada tahun 2019, bahwa para pekerja di Tech Industry memiliki kecenderungan 5x lebih besar untuk mengalami mental health issue. Hal ini diakibatkan oleh hustle culture yang memang ditimbulkan dari Tech Industry itu sendiri. 

Dikutip dari laman Kementerian Ketenagakerjaan, hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa hanya bisa mencapai sukses kalau benar-benar mendedikasikan hidup untuk pekerjaan dan bekerja sekeras-kerasnya hingga menempatkan pekerjaan di atas segalanya.  

Dengan latar belakang itulah Syabaruddin memulai projectnya. Project yang disebut Mental Health First Aid ini adalah sebuah self-service machine learning application yang bisa digunakan untuk pendeteksian awal. Apakah seseorang itu memiliki mental health issue dan berapa persen probability hingga akhirnya membutuhkan penanganan dari psikolog atau psikiater

Mengapa Syabaruddin menganggap pendeteksian awal itu penting? Karena dengan pendeteksian awal, perusahaan bisa mengetahui secara dini apakah karyawan mereka memiliki masalah kesehatan mental atau tidak, sehingga nantinya mereka bisa langsung mengambil tindakan pencegahan agar kelak mental health issue ini tidak menjadi masalah yang akan merugikan perusahaan. 

Siapakah user nya? User nya bisa dari pihak management, Tim HR atau karyawan sendiri untuk mendeteksi apakah dirinya mengalami mental health issue atau tidak. 

Bagaimana Mental Health First Aid bekerja? 

Machine Learning dalam Mental Health First Aid, menggunakan model logistic regression dengan performa matrix recall 92,74%.  

Sebelumnya Syabaruddin menguji dengan 3 model, yaitu random forest, decision tree, dan logistic regression. Hal ini dilakukan untuk mengukur performance manakah yang lebih baik. Dari ketiga model tersebut, hasilnya menunjukan logistic regression memilki hasil yang paling mendekati sempurna. 

Logistic regression adalah metode analisis statistik untuk memprediksi hasil biner, seperti ya atau tidak, berdasarkan pengamatan sebelumnya terhadap kumpulan data. Model regresi logistik memprediksi variabel data dependen dengan menganalisis hubungan antara satu atau lebih variabel independen yang ada. 

Dalam pembuatan model, Syabaruddin mengambil data dari OSMI. OSMI adalah perusahaan non-profit yang didedikasikan untuk memberikan awareness kepada karyawan yang bekerja di Tech Industry. 

Setiap tahun, mereka akan memberikan survey dengan 22 variabel indikator kepada seluruh karyawan yang bekerja di Tech Industry. Variabel tersebut mulai dari profiling analysis yaitu umur dan gender sampai ke culture dari pekerjaan itu sendiri dan mental health benefit yang diberikan dari perusahaan. 

Mental Health First Aid sangat simple dan user friendly. Anda hanya perlu mengisi respon dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dan jika seluruh pertanyaan sudah terjawab Anda bisa menekan tombol submit dan akan muncul statement berapa persen probability Anda mengalami mental health issue hingga membutuhkan treatment profesional. 

Statement diakhir tentang tindakan apa yang perlu dilakukan, dapat Anda sesuaikan dengan kebijakan perusahaan masing-masing. 

Syabaruddin berharap kedepannya akan lebih banyak lagi perusahaan yang mengerti pentingnya kesehatan mental. Karena keadaan karyawan akan selalu berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan. 

Nah, itulah Prediction App bernama Mental Health First Aid yang dibuat oleh Syabaruddin pada student projectnya setelah mengikuti program pembelajaran bersama Algoritma Data Science School. Untuk informasi lebih lanjut tentang project yang Syabaruddin buat Anda bisa mengunjungi Github dan LinkedIn berikut, dan jika Anda tertarik mengikuti jejak Syabaruddin, let’s start your data science journey with Algoritma! 

BACA JUGA:

Yuk belajar data science di Algoritma Data Science Education Center! Kamu bisa ikut berbagai kelas data science untuk pemula, salah satunya di program Academy kami.

PELAJARI LEBIH LANJUT

The last comment needs to be approved.

Related Blog

Distributed Processing
Apa Itu Data Analysis Expressions?
jadi data scientist
Cara Menjadi Data Scientist Handal
Distributed Processing
Mengenal Apa Itu Distributed Processing

Yuk, kenalan dengan Syabaruddin Malik, salah satu alumni Algoritma Data Science School dari Batch Newton yang saat ini bekerja sebagai Business Development Manager di PT Mowilex. Pada project akhirnya, Syabaruddin mengangkat topik mengenai mental health issue di Tech Industry. Terinspirasi dari temannya lah, Syabarudiin mengangkat topik ini. Lantas apa yang bisa Data Science lakukan untuk Mental Health issue? Penasaran kan, yuk baca terus artikel ini sampai habis!   

Berawal dari pertemuan Syabaruddin dengan beberapa teman lama nya yang kebetulan bekerja di bidang yang sama, yaitu Business Development di Tech Industry. Dalam pertemuan itu, mereka bercerita bahwa dalam 3 tahun terakhir, mereka sudah mengalami lebih dari 3 kali pindah kerja dengan alasan kesehatan mental. Issue ini bahkan sudah mempengaruhi hingga ke kondisi fisik. Mereka pun mencoba untuk mendiskusikan hal ini kepada perusahaan. Namun, sayangnya perusahaan tidak menganggap apa yang mereka alami sebagai permasalahan yang serius. 

Keadaan yang dialami oleh teman-teman Syabaruddin sepertinya dialami oleh banyak pekerja Tech Industry, seperti yang dilaporkan oleh British Interactive Media Association (BIMA) pada tahun 2019, bahwa para pekerja di Tech Industry memiliki kecenderungan 5x lebih besar untuk mengalami mental health issue. Hal ini diakibatkan oleh hustle culture yang memang ditimbulkan dari Tech Industry itu sendiri. 

Dikutip dari laman Kementerian Ketenagakerjaan, hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa hanya bisa mencapai sukses kalau benar-benar mendedikasikan hidup untuk pekerjaan dan bekerja sekeras-kerasnya hingga menempatkan pekerjaan di atas segalanya.  

Dengan latar belakang itulah Syabaruddin memulai projectnya. Project yang disebut Mental Health First Aid ini adalah sebuah self-service machine learning application yang bisa digunakan untuk pendeteksian awal. Apakah seseorang itu memiliki mental health issue dan berapa persen probability hingga akhirnya membutuhkan penanganan dari psikolog atau psikiater

Mengapa Syabaruddin menganggap pendeteksian awal itu penting? Karena dengan pendeteksian awal, perusahaan bisa mengetahui secara dini apakah karyawan mereka memiliki masalah kesehatan mental atau tidak, sehingga nantinya mereka bisa langsung mengambil tindakan pencegahan agar kelak mental health issue ini tidak menjadi masalah yang akan merugikan perusahaan. 

Siapakah user nya? User nya bisa dari pihak management, Tim HR atau karyawan sendiri untuk mendeteksi apakah dirinya mengalami mental health issue atau tidak. 

Bagaimana Mental Health First Aid bekerja? 

Machine Learning dalam Mental Health First Aid, menggunakan model logistic regression dengan performa matrix recall 92,74%.  

Sebelumnya Syabaruddin menguji dengan 3 model, yaitu random forest, decision tree, dan logistic regression. Hal ini dilakukan untuk mengukur performance manakah yang lebih baik. Dari ketiga model tersebut, hasilnya menunjukan logistic regression memilki hasil yang paling mendekati sempurna. 

Logistic regression adalah metode analisis statistik untuk memprediksi hasil biner, seperti ya atau tidak, berdasarkan pengamatan sebelumnya terhadap kumpulan data. Model regresi logistik memprediksi variabel data dependen dengan menganalisis hubungan antara satu atau lebih variabel independen yang ada. 

Dalam pembuatan model, Syabaruddin mengambil data dari OSMI. OSMI adalah perusahaan non-profit yang didedikasikan untuk memberikan awareness kepada karyawan yang bekerja di Tech Industry. 

Setiap tahun, mereka akan memberikan survey dengan 22 variabel indikator kepada seluruh karyawan yang bekerja di Tech Industry. Variabel tersebut mulai dari profiling analysis yaitu umur dan gender sampai ke culture dari pekerjaan itu sendiri dan mental health benefit yang diberikan dari perusahaan. 

Mental Health First Aid sangat simple dan user friendly. Anda hanya perlu mengisi respon dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dan jika seluruh pertanyaan sudah terjawab Anda bisa menekan tombol submit dan akan muncul statement berapa persen probability Anda mengalami mental health issue hingga membutuhkan treatment profesional. 

Statement diakhir tentang tindakan apa yang perlu dilakukan, dapat Anda sesuaikan dengan kebijakan perusahaan masing-masing. 

Syabaruddin berharap kedepannya akan lebih banyak lagi perusahaan yang mengerti pentingnya kesehatan mental. Karena keadaan karyawan akan selalu berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan. 

Nah, itulah Prediction App bernama Mental Health First Aid yang dibuat oleh Syabaruddin pada student projectnya setelah mengikuti program pembelajaran bersama Algoritma Data Science School. Untuk informasi lebih lanjut tentang project yang Syabaruddin buat Anda bisa mengunjungi Github dan LinkedIn berikut, dan jika Anda tertarik mengikuti jejak Syabaruddin, let’s start your data science journey with Algoritma! 

BACA JUGA:

Yuk belajar data science di Algoritma Data Science Education Center! Kamu bisa ikut berbagai kelas data science untuk pemula, salah satunya di program Academy kami.

PELAJARI LEBIH LANJUT

Related Blog

Real Time Processing
Perbedaan Batch Processing dan Real Time Processing
Metode Pengolahan Data
Tipe, Langkah, dan Metode Pengolahan Data
Batch Processing
Mengenal Batch Processing dan Implementasinya
The last comment needs to be approved.