Mengenal apa itu Artificial Bee Colony
18 April 2022
18 April 2022
Perkembangan artificial intelligence akhir-akhir ini semakin luar biasa. Beragam algoritma diciptakan untuk menunjang kehidupan manusia. Salah satu algoritma yang paling banyak dibicarakan adalah artificial bee colony atau yang kerap disingkat sebagai ABC.
Seperti namanya, algoritma ini diciptakan berdasarkan perilaku lebah saat mencari makan. Menariknya, ABC ditengarai dapat membantu perusahaan untuk menentukan solusi analisis dari data sebuah bisnis. Apa itu artificial bee colony? Bagaimana cara artificial bee colony menemukan solusi untuk membantu kemajuan bisnis?
Artificial bee colony atau disingkat ABC merupakan algoritma berdasar kelompok yang diperkenalkan oleh Karaboha pada 2005 sebagai solusi optimasi permasalahan numerik. ABC didasari oleh kecerdasan lebah ketika mencari sumber makanan di alam. Model algoritma ini terdiri dari tiga komponen penting: lebah pekerja, baik bekerja maupun tidak, serta ‘sumber makanan’.
Di dalam artificial bee colony, terdapat tiga kelompok lebah: lebah pekerja (employed) yang dihubungkan dengan sumber makanan yang spesifik, lebah penonton (onlooker) yang melihat tarian lebah pekerja di sarang untuk memilih sumber makanan, serta lebah pemantau (scout) yang mencari sumber makanan secara random. Baik onlooker dan scout merupakan lebah tidak bergerak (unemployed).
Cara kerja artificial bee colony diprogram seperti lebah madu. Awalnya, semua posisi sumber makanan akan dipantau oleh lebah pemantau. Setelahnya, sumber makanan akan diambil oleh lebah pekerja hingga habis. Lebah pekerja yang kehabisan sumber makanan akan berubah menjadi lebah pemantau untuk mencari sumber yang baru. Siklus ini akan terjadi berulang-ulang.
Dalam ABC, posisi sumber makanan merepresentasikan solusi yang paling memungkinkan dalam suatu masalah. Sedangkan, jumlah nektar dalam sumber makanan menunjukkan kualitas atau kecocokan solusi. Jumlah lebah pekerja sama dengan jumlah sumber makanan (solusi). Hal ini dikarenakan setiap lebah pekerja diasosiasikan dengan satu dan hanya satu sumber makanan saja.
Ada banyak masalah optimasi bisnis yang membutuhkan pemikiran out-of-the-box. Agar permasalahan bisnis ini dapat diselesaikan secara komputasional, dibutuhkan model berupa daftar variabel keputusan yang merepresentasikan solusi sekaligus mengukur tingkat kecocokan dan kesesuaian solusi tersebut. Dengan kata lain, tujuan algoritma ABC adalah untuk menemukan solusi yang memiliki tingkat kesesuaian paling tinggi.
Penerapan artificial bee colony dalam sebuah bisnis cukup beragam. Salah satu penerapannya bisa dilakukan dalam pengambilan keputusan untuk pengadaan stok produk. Sebuah bisnis memiliki prediksi kurva permintaan dan daftar biaya dari masing-masing manufaktur serta waktu pengadaannya. Variabel penentu keputusan atau kandidat solusi nantinya dapat berupa jumlah order yang harus diajukan di awal bulan dengan masing-masing manufaktur.
Dengan solusi jumlah ini, bisnis dapat menghitung seberapa besar biaya serta porsi permintaan yang dapat dipenuhi. Sehingga, bisnis dapat menghitung keuntungan dalam satu bulan serta mengoptimalkannya dengan berbagai penyesuaian.
Artificial bee colony secara efektif mampu membantu bisnis untuk menemukan solusi terbaik dari sebuah skema permasalahan yang dialami. Kemampuan algoritma ABC didasari oleh pengembangannya yang menggunakan pola hidup lebah madu saat mencari makan.
Proses yang dilakukan dengan sejumlah fase yang meliputi initialization, employment, onlooking, dan scouting ini nantinya akan membantu pebisnis untuk menentukan solusi terbaik berdasarkan data yang dimiliki.
Pastikan kemampuan untuk membaca dan menggunakan artificial bee colony terasah dengan baik bersama Algoritma Data Science School. Dengan begitu, setiap permasalahan akan semakin cepat terpecahkan. Mari bergabung dengan Algoritma Data Science School yang menyediakan berbagai kelas data science dengan jadwal fleksibel dan bisa Anda pilih sesuai level keahlian!
Referensi:
Perkembangan artificial intelligence akhir-akhir ini semakin luar biasa. Beragam algoritma diciptakan untuk menunjang kehidupan manusia. Salah satu algoritma yang paling banyak dibicarakan adalah artificial bee colony atau yang kerap disingkat sebagai ABC.
Seperti namanya, algoritma ini diciptakan berdasarkan perilaku lebah saat mencari makan. Menariknya, ABC ditengarai dapat membantu perusahaan untuk menentukan solusi analisis dari data sebuah bisnis. Apa itu artificial bee colony? Bagaimana cara artificial bee colony menemukan solusi untuk membantu kemajuan bisnis?
Artificial bee colony atau disingkat ABC merupakan algoritma berdasar kelompok yang diperkenalkan oleh Karaboha pada 2005 sebagai solusi optimasi permasalahan numerik. ABC didasari oleh kecerdasan lebah ketika mencari sumber makanan di alam. Model algoritma ini terdiri dari tiga komponen penting: lebah pekerja, baik bekerja maupun tidak, serta ‘sumber makanan’.
Di dalam artificial bee colony, terdapat tiga kelompok lebah: lebah pekerja (employed) yang dihubungkan dengan sumber makanan yang spesifik, lebah penonton (onlooker) yang melihat tarian lebah pekerja di sarang untuk memilih sumber makanan, serta lebah pemantau (scout) yang mencari sumber makanan secara random. Baik onlooker dan scout merupakan lebah tidak bergerak (unemployed).
Cara kerja artificial bee colony diprogram seperti lebah madu. Awalnya, semua posisi sumber makanan akan dipantau oleh lebah pemantau. Setelahnya, sumber makanan akan diambil oleh lebah pekerja hingga habis. Lebah pekerja yang kehabisan sumber makanan akan berubah menjadi lebah pemantau untuk mencari sumber yang baru. Siklus ini akan terjadi berulang-ulang.
Dalam ABC, posisi sumber makanan merepresentasikan solusi yang paling memungkinkan dalam suatu masalah. Sedangkan, jumlah nektar dalam sumber makanan menunjukkan kualitas atau kecocokan solusi. Jumlah lebah pekerja sama dengan jumlah sumber makanan (solusi). Hal ini dikarenakan setiap lebah pekerja diasosiasikan dengan satu dan hanya satu sumber makanan saja.
Ada banyak masalah optimasi bisnis yang membutuhkan pemikiran out-of-the-box. Agar permasalahan bisnis ini dapat diselesaikan secara komputasional, dibutuhkan model berupa daftar variabel keputusan yang merepresentasikan solusi sekaligus mengukur tingkat kecocokan dan kesesuaian solusi tersebut. Dengan kata lain, tujuan algoritma ABC adalah untuk menemukan solusi yang memiliki tingkat kesesuaian paling tinggi.
Penerapan artificial bee colony dalam sebuah bisnis cukup beragam. Salah satu penerapannya bisa dilakukan dalam pengambilan keputusan untuk pengadaan stok produk. Sebuah bisnis memiliki prediksi kurva permintaan dan daftar biaya dari masing-masing manufaktur serta waktu pengadaannya. Variabel penentu keputusan atau kandidat solusi nantinya dapat berupa jumlah order yang harus diajukan di awal bulan dengan masing-masing manufaktur.
Dengan solusi jumlah ini, bisnis dapat menghitung seberapa besar biaya serta porsi permintaan yang dapat dipenuhi. Sehingga, bisnis dapat menghitung keuntungan dalam satu bulan serta mengoptimalkannya dengan berbagai penyesuaian.
Artificial bee colony secara efektif mampu membantu bisnis untuk menemukan solusi terbaik dari sebuah skema permasalahan yang dialami. Kemampuan algoritma ABC didasari oleh pengembangannya yang menggunakan pola hidup lebah madu saat mencari makan.
Proses yang dilakukan dengan sejumlah fase yang meliputi initialization, employment, onlooking, dan scouting ini nantinya akan membantu pebisnis untuk menentukan solusi terbaik berdasarkan data yang dimiliki.
Pastikan kemampuan untuk membaca dan menggunakan artificial bee colony terasah dengan baik bersama Algoritma Data Science School. Dengan begitu, setiap permasalahan akan semakin cepat terpecahkan. Mari bergabung dengan Algoritma Data Science School yang menyediakan berbagai kelas data science dengan jadwal fleksibel dan bisa Anda pilih sesuai level keahlian!
Referensi: