4 Pemanfaatan Data Science di Balik Spotify
By Wahyu Kwan | 08 Januari 2021
By Wahyu Kwan | 08 Januari 2021
Spotify, perusahaan musik dan media digital terbesar nomor satu di dunia, sangat terkenal dengan pemanfaatan Artificial Intelligence dan Machine Learning untuk kesuksesannya. Seperti perusahaan lainnya, bukan rahasia lagi bahwa Spotify menggunakan data yang mereka miliki untuk menghasilkan sebuah fitur dan produk baru. Pada blog post hari ini, kita akan belajar bersama terkait penggunaan Data Science oleh perusahaan musik digital terbesar ini.
Setiap hari senin, Spotify akan mengeluarkan playlist baru yang berisi 30 lagu baru yang belum pernah kamu dengar bernama Discover Weekly. 30 lagu ini tidak dipilih secara asal, melainkan dipilih berdasarkan artis favoritmu. Tetapi, fitur ini tidak berhenti disitu saja. Discover Weekly mempunyai kekuatan untuk merekomendasikan artis baru berdasarkan tipe lagu yang kamu dengar, atau bahkan dari halaman artis yang kamu kunjungi. Di belakang semua ini berada sebuah Artificial Intelligence yang mengumpulkan dan menganalisa semua data yang diperlukan. Walaupun dari 30 lagu ini tidak 100% akan kamu sukai, pasti ada beberapa lagu yang nyantol di kupingmu. Saya sendiri pun sudah menambahkan beberapa lagu dari playlist ini ke playlist personal saya sendiri. Serasa kaya pacar sendiri aja udah tau tipe lagu kesukaan dan rekomendasinya. Bukan yang kaleng-kaleng deh!
Salah satu student Algoritma juga membuat ShinyApps untuk merekomendasikan lagu di Spotify. Jika tadi berdasarkan tipe lagu yang kamu dengar, Sabrina Ingrid membuat rekomendasi berdasarkan mood. Saksikan project Sabrina di sini.
Spotify Wrapped adalah landing page yang berisi statistik yang sudah dipersonalisasikan khusus untuk kamu. Pada setiap akhir tahunnya, Spotify akan mengeluarkan data ini yang memberitahu berapa lama kamu mendengarkan musik. Tak hanya itu, ia juga memberikan data artis favorit dan top genre lagu yang kamu sering dengar. Spotify telah menghasilkan grafik yang bertampilan menarik dengan bantuannya Data Analysis dan Data Visualization.
Spotify Wrapped menjadi kampanye marketing tersukses Spotify karena uniknya data ini membuat kamu berinisiatif untuk membagikannya di media sosialmu.
Saya sebagai contoh adalah salah satu korban kampanye Spotify Wrapped karena setiap tahunnya saya ingin mengekspresikan keunikan saya dari analitik Spotify ini melalui Instagram kepada teman-teman saya. Bagi kamu para pengguna Spotify juga saya yakin pasti pernah juga share hasil akhir tahun Spotify Wrapped kamu setidaknya ke keluarga atau teman dekat kamu untuk menjadi topik obrolan.
Bukan hanya untuk pendengar musik aja, tapi Spotify juga berinisiatif untuk mengeluarkan Aplikasi khusus artis yang menghasilkan musik dan memutuskan untuk menerbitkan lagunya di Spotify. Fungsi dari aplikasi untuk artis ini ibaratnya seperti Google Analytics untuk sebuah website. Spotify for Artists menyediakan tools analitik dari album apa yang paling ngehits, playlist yang menghasilkan fanbase baru, sampai seberapa banyaknya user yang mendengarkan lagunya secara keseluruhan. Data tersebut membantu para manajer dan artis untuk merencanakan tur selanjutnya dengan lebih efektif berdasarkan dari analisa data yang dimiliki.
Lebih dari 50% pengguna Spotify tidak berlangganan premium dan akan menerima iklan berbentuk audio, video dan spanduk tampilan. Untuk menguntungkan kamu dan pihak pemasang iklan, Spotify pertama akan mengumpulkan data dan melakukan analisa data untuk menampilkan iklan yang relevan pada waktu yang tepat. Namun, banyak sekali pengguna yang tidak suka melihat iklan. Untuk menghasilkan user experience yang positif, Spotify juga membangun fitur “Skip Ads” untuk kamu yang merasa iklan yang ditampilkan tidak relevan.
Perusahaan musik terbesar ini memiliki jumlah data yang fenomenal hingga mereka dapat memanfaatkan Data Science dan mengoptimalkan hasil produk mereka. Kita tidak akan pernah tau perkembangan dan dampak teknologi selanjutnya akan seperti apa tapi kita bisa belajar banyak hal positif yang dihasilkan dari pemanfaatan data science.
Semoga blog post kali ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu kamu. Sampai jumpa dan jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya. Terima kasih!
Spotify, perusahaan musik dan media digital terbesar nomor satu di dunia, sangat terkenal dengan pemanfaatan Artificial Intelligence dan Machine Learning untuk kesuksesannya. Seperti perusahaan lainnya, bukan rahasia lagi bahwa Spotify menggunakan data yang mereka miliki untuk menghasilkan sebuah fitur dan produk baru. Pada blog post hari ini, kita akan belajar bersama terkait penggunaan Data Science oleh perusahaan musik digital terbesar ini.
Setiap hari senin, Spotify akan mengeluarkan playlist baru yang berisi 30 lagu baru yang belum pernah kamu dengar bernama Discover Weekly. 30 lagu ini tidak dipilih secara asal, melainkan dipilih berdasarkan artis favoritmu. Tetapi, fitur ini tidak berhenti disitu saja. Discover Weekly mempunyai kekuatan untuk merekomendasikan artis baru berdasarkan tipe lagu yang kamu dengar, atau bahkan dari halaman artis yang kamu kunjungi. Di belakang semua ini berada sebuah Artificial Intelligence yang mengumpulkan dan menganalisa semua data yang diperlukan. Walaupun dari 30 lagu ini tidak 100% akan kamu sukai, pasti ada beberapa lagu yang nyantol di kupingmu. Saya sendiri pun sudah menambahkan beberapa lagu dari playlist ini ke playlist personal saya sendiri. Serasa kaya pacar sendiri aja udah tau tipe lagu kesukaan dan rekomendasinya. Bukan yang kaleng-kaleng deh!
Salah satu student Algoritma juga membuat ShinyApps untuk merekomendasikan lagu di Spotify. Jika tadi berdasarkan tipe lagu yang kamu dengar, Sabrina Ingrid membuat rekomendasi berdasarkan mood. Saksikan project Sabrina di sini.
Spotify Wrapped adalah landing page yang berisi statistik yang sudah dipersonalisasikan khusus untuk kamu. Pada setiap akhir tahunnya, Spotify akan mengeluarkan data ini yang memberitahu berapa lama kamu mendengarkan musik. Tak hanya itu, ia juga memberikan data artis favorit dan top genre lagu yang kamu sering dengar. Spotify telah menghasilkan grafik yang bertampilan menarik dengan bantuannya Data Analysis dan Data Visualization.
Spotify Wrapped menjadi kampanye marketing tersukses Spotify karena uniknya data ini membuat kamu berinisiatif untuk membagikannya di media sosialmu.
Saya sebagai contoh adalah salah satu korban kampanye Spotify Wrapped karena setiap tahunnya saya ingin mengekspresikan keunikan saya dari analitik Spotify ini melalui Instagram kepada teman-teman saya. Bagi kamu para pengguna Spotify juga saya yakin pasti pernah juga share hasil akhir tahun Spotify Wrapped kamu setidaknya ke keluarga atau teman dekat kamu untuk menjadi topik obrolan.
Bukan hanya untuk pendengar musik aja, tapi Spotify juga berinisiatif untuk mengeluarkan Aplikasi khusus artis yang menghasilkan musik dan memutuskan untuk menerbitkan lagunya di Spotify. Fungsi dari aplikasi untuk artis ini ibaratnya seperti Google Analytics untuk sebuah website. Spotify for Artists menyediakan tools analitik dari album apa yang paling ngehits, playlist yang menghasilkan fanbase baru, sampai seberapa banyaknya user yang mendengarkan lagunya secara keseluruhan. Data tersebut membantu para manajer dan artis untuk merencanakan tur selanjutnya dengan lebih efektif berdasarkan dari analisa data yang dimiliki.
Lebih dari 50% pengguna Spotify tidak berlangganan premium dan akan menerima iklan berbentuk audio, video dan spanduk tampilan. Untuk menguntungkan kamu dan pihak pemasang iklan, Spotify pertama akan mengumpulkan data dan melakukan analisa data untuk menampilkan iklan yang relevan pada waktu yang tepat. Namun, banyak sekali pengguna yang tidak suka melihat iklan. Untuk menghasilkan user experience yang positif, Spotify juga membangun fitur “Skip Ads” untuk kamu yang merasa iklan yang ditampilkan tidak relevan.
Perusahaan musik terbesar ini memiliki jumlah data yang fenomenal hingga mereka dapat memanfaatkan Data Science dan mengoptimalkan hasil produk mereka. Kita tidak akan pernah tau perkembangan dan dampak teknologi selanjutnya akan seperti apa tapi kita bisa belajar banyak hal positif yang dihasilkan dari pemanfaatan data science.
Semoga blog post kali ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu kamu. Sampai jumpa dan jangan lupa untuk share ke teman-teman kamu ya. Terima kasih!